Jumat, 07 Oktober 2011

Konsep, Proposisi, Variabel, Teori, Asumsi dan Hipotesis


A.    Konsep
Konsep adalah menggambarkan secara abstrak tentang kejadian, keadaan, dalam suatu kelompok atau individu. Ada dua macam konsep:
1.      Konsep yang berhubungan dengan fakta. Suatu konsep yang berhubungan dengan benda-benda kongkrit yang dapat dilihat dan di raba. Dalam hal ini peluang kesalahan memahami konsep sangat kecil. Misalnya konsep tentang meja, kacamata, buku, dll.
2.      Konsep yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak, suatu konsep yang berkiatan dengan ssuatu yang tidak bisa dilihat dan diraba secara fisik tapi hal itu ada. Misalnya kekerabatan, soialisasi, perilaku memilih, afiliasi polotik, birokrasi, sikap, IQ, EQ, SQ dll.

Konsep yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak disebut konstruk (construct). Jadi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.
B.     Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis antara antara dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya “proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah”.
Ada dua tipe proposisi yaitu:
1.      Aksioma atau postulat, yaitu proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Sehingga tidak perlu diuji dengan sebuah penelitian.
2.      Teorema, proposisi yang dideduksikan dari aksioma, aksioma banyak digunakan dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam ilmu sosial aksioma sangat jarang. Sedangkan yang menjadi perhatian peneliti adalah teorema inti.[1]

C.    Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposal untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan merumuskan hubungan antar konsep. Teori mengandung tiga hal yaitu:
1.      Serangkaian proposisi antar konsep yang saling berhubungan.
2.      Menerangkan secara sistemstis suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antar konsep.
3.      Menerangkan fenomena dengan menentukan konsep mana yang berhubungan dan bentuk hubungannya. [2]
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori yaitu:
1.      Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan
2.      Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist
3.      Teori yang yang fungsional: diini tampak suatu interaksi pengaruh antaradata dan perkiraan teorotis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.[3]

D.    Variabel
Agar konsep dapat diteliti maka harus dioperasionalkan dengan mengubah menjadi variabel. Variabel adalah sesuatu yang mempunyai vartiasi nilai atau gejala yang bervariasi, misalnya variabel jenis kelamin, berat badan, usia, pengahasilan, dan lain sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, jadi variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Suatu konsep bisa menjadi beberapa variabel. Misalnya konsep penduduk bisa menjadi beberapa konsep, yaitu jenis kelamin, suku bangsa, usia, penghasilan, dll.

Variabel terdiri dari dua kategori, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif adalah usia, tinggi badan, jam kerja, luas kota, dan lain-lain. Sedangkan variabel kulitatif adalah kepandaian, kemakmuran, kemiskinan, dan lain sebagainya.
Variabel berbeda dengan data. Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah segala fakta dan angka ang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, jadi informasi adalah hasil pengolahan data yag dipakai untuk suatu keperluan.
Dilihat dari perlakuan (treatment) yang diberiakan kepada peneitian, maka variabel dapat dibedakan pada variabel bebas (indeendent) dan variabe terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Sedangkan varibel terikat adalh variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya penelitian yang berjudul “Pengaruh motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah motivasi, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Variabel motivasi mempengaruhi mempengaruhi variabel prestasi, sedangkan variabel prestasi belajar dipengaruhi oleh variabel motivasi, dengan kata lain motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Hubungan Antar Variabel
1.      Hubungan Simetris
a.       Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
b.      Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c.       Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d.      Hubungan yang kebetulan semata.
2.      Hubungan timbal Balik
·         Dimana satu variabel dapat menjadivariabel pengaruh di suatu waktu, namun dapt pula menjadi akibat di waktu lain.
·         Penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman modal.
3.      Hubungan Asimetris
a.       Hubungan antara SR
b.      Hubungan antara disposisi
c.       Hubungan antara ciri individu
d.      Hubungan antara prakondisi dengan akibat tertentu
e.       Hubungan yang imanen antara dua variabel
f.       Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means).

Variabel pengganggu adalah variabel yang mengganggu hubungan positif antara dua variabe yang diteliti. Variabel antara adalah variabel yang mengantarai dua variabel yang diteliti, yang mungkin saja menjadi sebab terhadap terjadinya efek pada variabel terikat.
E.     Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Peneliti harus dapat memberikan deretan asumsi tentang kedudukan masalahnya, karena asumsi atau anggapan dasar ini menjadi landasan teori dalam pelaporan hasil peneitian.
Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Setiap peniiti dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang peneliti dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang peniliti mungkin meragukan suatu anggapan dasar yang sudah diyakini kebenarannya oleh orang lain.
Sebelum mengumpulkan data, anggapan dasar, postulat atau asumsi perlu dirumuskan secara jelas, hal ini disebabkan karena:
1.      Asumsi sebagai tempat berpijak bagi masalah yang sedang diteliti.
2.      Asumsi untuk mempertegas variabel
3.      Asumsi digunakan untuk menentukan dan merumuskan hipotesis.
Untuk dapat merumuskan suat anggapan dasar atau asumsi yang baik, maka ada  hal yang harus dilakukan, yaitu:
1.      Peneliti harus banyak membaca buku, jurnal, bulletin, hasil penelitian dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah.
2.      Mendengarkan informasi dar berbagai sumber seperti berita, ceramah ilmiah, dan lain-lain.
3.      Dengan banyak berkunjung tempat.
4.      Mengadakan pendugaan, mengabstraksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

F.     Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Jadi hipotesis merupakan rumusan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya dengan data data yang dianalisis dalam kegiatan penelitian. Perumusan hipotesis harus berdasarkan fakta yang ditemukan. Fakta yang diperlukan untuk merumuskan hipotesis ada tiga cara, yaitu:
1.      Memperoleh sendiri dari sumber aslinya.
2.      Menafsirkan dari sumber asli.
3.      Fakta yang diperoleh dngan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Hipotesis yang baik dapat dijadikan petunjuk dalam melaksanakan penelitian. Hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Mempunyai hubungan dengan bidang yang teliti
2.      Dapat diuji kebenarannya
3.      Rumusannya sederhana dan terbatas.

Bentuk-bentuk rumusan ipotesi dalam penelitian kependidikan adalah:
1.      Rumusan hipotesis kerja (Ha)
Yaitu hipotesis yang berfungsi untuk membuat ramalan tentang suatu peristiwa yang akan atau mungkin akan terjadi bila sesuatu gejala muncul.
2.      Rumusan hipotesis nol (Ho)
Yaitu hipotesis yang berfungsi untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya perbedaan yang berarti antara dua kelompok atau lebih tentang sesuatu hal yang dipermasalahkan.[4]
Contoh hipotesis penelitian:
·         Kemampuan bahasa asing murid-murid SLTA itu rendah ( hipotesis deskriptif untuk populasi, hipotesis ini sering tidak dirumuskan dalam penelitian sosial).
·         Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara Sekolah Negeri dan Swasta. (Hipotesis komparatif, untuk populasi).
·         Ada hubungan positif antara penghsilan orang tua dengan ketersediaan fasilitas belajar anak. (hipotasis asosiatif, untuk populasi).[5]





[1] Hartono. Metodologi penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishung. 2011. Hal, 30-31
[2][2] Hartono. Metodologi penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2011. Hal. 31
[3] Sugiyono. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2011. Hal. 80
[4] Hartono. Metodologi pendidikan. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2011. Hal. 27-28
[5] Sugiyono. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2011. Hal. 97-98

2 komentar: