Senin, 17 Oktober 2011

MASALAH PENELITIAN


Masalah diartikan sebagai kondisi terjadinya kesenjangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen – what’smshould be) dan apa yang sesungguhnya terjadi (das sein – what’s happening). Masalah adalah sesuatu yang dirasakan menjadi ganjalan dan ingin dicarikan jawabannya terhadap permasalahan tersebut.
A.    Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu upaya (to identify) untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, logika dan pendapat sementara sebagai hipotesis atau harapan.
B.     Batasan masalah
Dari identifikasi yang ada dimana banyak sekali faktor yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, dan batasannya waktu, biaya dan tenaga peneliti serta analisis yang dikuasai maka permasalahan perlu dibatasi.
Tidak semua masalah penelitian harus dibatasi, sebab bila rumusan masalah sudah mendeskripsikan secara jelas ruang lingkup dan batas-batas masalahnya, maka pembatasan masalah tidak perlu dibuat.
C.    Rumusan Masalah
Sebelum peneitian dilaksanakan erlebih dahulu peneliti perlu merumuskan secara jelas dan operasional maasalah yang akan ditelitinya. Rumusan masalah pada hakikatnya adalah generalisasi ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Perumusan masalah dapat dibuat dalam bentuk pernyataan deskriptif maupun dalam bentuk pertanyaan sekitar masalah yang diteliti. Masalah penelitian hendaknya tidak terlalu luas, karena masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit. Sebaliknya jika ruang lingkup masalah dipersempit dapat diharapkan analisis yang luas dan mendalam.
Sering terjadi kekeliruan dikalangan mahasiswa, yakni menyempitnya masalah diartikan sama dengan menyempinya lokasi penelitian. Dengan menyempitnya loaksi penelitian bukan berarti menyempitnya ruang lingkup penelitian. Masalah yang sempit ruang lingkupnya tidak ditentukan olaeh sempitnya lokasi penelitian.
Suatu rumusan masalah memiliki ciri-ciri:
1.      Menanyakan mengenai hubungan antara paling tidak dua variabel
2.      Dinyatakan secara jelas dalam bentuk kalimat tanya.
3.      Harus dapt diuji oleh metode empirik, yaitu data yang digunakan untuk menjawabnya harus dapt diperoleh
4.      Tidak boleh berisi pertanyaan mengenai moral atau etika.[1]
Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapt memandu peneliti untuk mengumpulkan data dilapangan. Berdasarkan level of explanation, maka secara umum terdapt tiga bentuk rumusan masalahdeskriptif, konfaratif, dan asosiatif.
1.      Rumusan masalh deskriptif adalh rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Contoh: Bagaimanakah profil pendididan di Indonesia?
2.      Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara koteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. Contoh: adakah perbedaan dinamika murid di kelas yang diajar dengan metode caeramah dan demokrasi?
3.      Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk menkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau  domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asoiatif dibagi menjadi tiga bagian yaitu, hubungan simetris, kausal, dan reciplocal atau interaktif.
Hubungan simetris adalah hubungan suatu gajala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan sebab akibat atau interaktif. Contoh: adakah hubungan antara kupu-kupu yang datang kerumah dengan kedatangan tamu.
Hubungan kausal adalah hubungan bersifat sebab akibat. Hubungan ini merupakan salah satu asumsi ilmu dalam metode kuantitatif, dimana segala sesuatu itu ada, karena ada sebabnya. Dengan demikian dalam paradigma penelitian selalu ada variabel indefenden sebagai penyebab dan variabel dependen sebagai akibat. Contoh: adakah pengaruh intensif terhadap kinerja guru?
Selanjutnya hubungan feciprocal dalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubunagn yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif. Contoh: adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jenjang pendidikan masyarakat. (hubungan ini merupakan hubungan interaktif, karena dengan adanya radio, maka masyarakat lebih terbuka mendapat berbagai informasi. Dengan informai ini, maka aspirasi untuk memperoleh pendidikan semakin tinggi. Selanjutnya dengan pendidikan yang tinggi akan mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, sehingga dapat digunakan untuk membeli radio. [2]







[1] Hartono. Metodologi penelitian. 2011. Pekanbaru: zanafa publishing. Hal. 24-25.
[2] Sugiyono. Metode penelitian pendidikan. 2011. Bandung: alfabeta. Hal 289-290.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar